Pedang Damaskus adalah salah satu pedang yang tidak kalah terkenal dengan pedang-pedang terkenal lainnya seperti pedang Excalibur ataupun Katana. Dikatakan bahwa ketajaman pedang ini sanggup membelah batu tanpa membuatnya menjadi tumpul setelahnya dan dicerita lainnya adalah saat sebuah kain sutra yang dilempar keudara dapat dengan mudah tebelah hanya dengan mengayun sedikit pedang tersebut. Tidak seperti pedang hebat lainnya, yang jika makin tebal maka semakin kuat pedang itu. Pedang Damaskus selain sangat tajam ia juga sangat kuat dan lentur serta ringan. Ciri khas pedang ini adalah sebuah tanda Pattern/ Pola tanda air dipermukaannya, tanda ini muncul karena teknik dalam penempaannya.
Pedang Damaskus terbuat dari bahan baja benama baja "Wootz". Menurut para ilmuan, baja Wootz mengandung bahan Carbon Nano Tubes(CNT) yang membuat pedang ini lebih kuat puluhan kali dari baja biasa, menurut mitos dikatakan bahwa senjata yang menggunakan bahan ini tidak akan pernah tumpul. Dikarenakan banyaknya pertempuran yang terlewati banyak yang mengakui ketajaman pedang damaskus ini, dan orang-orang mulai menyebut baja Wootz yang merupakan bahan dasar pembuatannya dengan sebutan baja damaskus.
Rahasia lain dari ketajaman pedang damaskus adalah cara pembuatannya. Proses pembuatannya adalah dengan menumpuk dan melipat baja menjadi satu dan ditempa lalu dibentuk, peroses ini terus berulang dengan menjaga suhu ditingkat tertentu dan campuran bahan material khusus lainnya. Walaupun sudah mengetahui bahan dan cara pembuatannya, diperlukan keahlian khusus dan pengalaman dalam penempa pedang tersebut. Teknik Otentik dari pembuatan pedang damaskus ini telah memudar sejak abad ke-18. Kesulitan dalam pembuatan pedang ini membuatnya menjadi pedang yang sangat ingin diciptakan kembali oleh para penempa modern. Pamor pedang ini mencapai puncaknya pada saat digunakan oleh Salahuddin Al-Ayubbi, seorang pemimpin muslim yang berperang dengan tentara kristen dalam Perang Salib.
Home Senjata Pedang Damaskus, Pedang Tertajam di Dunia digunakan Salahuddin Al-Ayyubi
Subscribe to:
Post Comments
(
Atom
)
Post a Comment