Sejarah Persia Dan Undang Undang Silinder Koresh

Sejarah Persia Dan Undang Undang Silinder Koresh
Kekaisaran Persia (Persia: امپراتوری ایران) adalah sejumlah kekaisaran bersejarah yang berkuasa di Dataran Tinggi Iran, tanah air asal Bangsa Persia, dan sekitarnya termasuk Asia Barat, Asia Tengah dan Kaukasus. Saat ini, istilah Persia sering merujuk kepada Iran. Persia digunakan untuk isu sejarah, dan kebudayaan, dan Iran digunakan untuk isu politik. Bangsa yang dikemudian hari memproklamirkan diri sebagai Republik Islam Iran ini didominasi oleh Syi'ah. Kekaisaran Persia adalah sejumlah kekaisaran bersejarah yang berkuasa di Dataran Tinggi Iran, tanah air asal Bangsa Persia, dan sekitarnya termasuk Asia Barat, Asia Tengah dan Kaukasus. Saat ini nama Persia dan Iran sudah menjadi kebiasaan.

   Cyrus Yang Agung adalah pendiri Kekaisaran Persia. Mulai kariernya selaku pejabat rendahan di bagian barat daya Iran, dia menghalau melalui kemenangan-kemenangan pertempuran yang cemerlangan. Tiga kerajaan besar (Medes, Lydian, dan Babilon), dan menyatukan hampir seluruh daerah Timur Tengah lama menjadi satu negara yang membentang mulai India hingga Laut Tengah. Cyrus dilahirkan sekitar tahun 590 SM di propinsi Persis (sekarang Fars), barat daya Iran, merupakan propinsi Kerajaan Medes. Cyrus berasal dari keturunan penguasa lokal yang merupakan bawahan Raja Medes. Cyrus adalah seorang pemimpin yang punya kebolehan bidang militer. Tetapi yang lebih menonjol adalah kebijaksanaan dalam memerintah. Dia terkenal amat toleran serta menjauhkan diri dari sifat kejam dan ganas. Cyrus Yang Agung terkenal sebagai pemerintah pertama yang mewujudkan undang-undang mengenai hak-hak kemanusian yang tertulis di atas artefak yang dikenal dengan Silinder Cyrus.

   Cyrus Cylinder atau silender Cyrus adalah titah yang dikeluarkan Raja Koresh dan dituliskan pada tanah liat ketika ia berhasil menaklukkan Kerajaan Babilonia pada tahun 539SM. Silinder Koresh ini berbentuk tabung dari tanah liat yang dipanggang berukuran 225 sentimetres (89 in) x 10 sentimetres (3,9 in) pada diameter maksimumnya. Dibuat dalam beberapa babak di sekitar inti tanah liat berbentuk kerucut yang di dalamnya terdapat batu kelabu besar menutupinya. Dilapisi dengan tanah liat tambahan sehingga menjadi bentuk tabung dengan lapisan paling luar terbuat dari tanah liat halus untuk diukir dengan tulisan.
 
   Silinder ini memuat pujian atas Koresh yang Agung termasuk silsilahnya dari keturunan para raja. Di dalam Silinder Koresh juga dicatat mengenai kekejaman Raja Nabonidus yang merupakan raja terakhir kerajaan Babel. Berikut catatan mengenai kesalahan Nabonidus: "Penyembahan terhadap Marduk, raja para dewa, telah diubahnya menjadi kekejian. Setiap hari digunakannya untuk berbuat jahat terhadap kotanya. Karena keluhan mereka, penguasa para dewa menjadi amat murka. Ia memandang dan meneliti di semua negeri, mencari penguasa yang benar. Kemudian dia mengumumkan nama Koresh dan menetapkannya menjadi raja seluruh dunia". 


   Di dalamnya tertulis usaha-usaha Koresh untuk kemakmuran rakyat Babilon, mengembalikan orang-orang buangan dan membangun kembali kuil-kuil dewa di seluruh tanah Mesopotamia dan wilayah kekuasaannya. Ditutup dengan keterangan bahwa Koresh memperbaiki tembok kota Babilon dan menemukan prasasti yang ditulis oleh raja sebelumnya.
Juga tertulis:
Saya mengembalikan kepada kota-kota kudus ini di seberang Tigris, bait-bait yang telah menjadi puing untuk waktu yang lama, gambar-gambar yang [tadinya] tinggal di dalamnya dan menegakkan mereka sebagai bait-bait permanen. Saya [juga] mengumpulkan semua penghuni mereka [yang dulu] dan mengembalikan mereka ke tempat asal mereka". Para skeptik pernah menyangka bahwa catatan Alkitab tentang Koresy membebaskan orang-orang Yahudi, dan bagaimana dia memberikan kebebasan beragama, adalah mitos. Tetapi Silinder Koresh mengkonfirmasi bahwa itu memang adalah kebijaksanaannya.

Post a Comment

Designed by OddThemes | Distributed by Gooyaabi Templates