Awal Peradaban Yunani Kuno

Yunani Kuno



   Yunani Kuno, kata ini digunakan pada wilayah yang menggunakan bahasa Yunani pada zaman kuno. Wilayahnya tidak hanya mencangkup Semenanjung Yunani modern, tetapi juga tempat-tempat atau wilayah yang didiami oleh orang-orang Yunani, diantaranya:  Siprus dan Kepulauan Aigea, pesisir Anatolia (saat itu disebut Ionia), Sisilia dan bagian selatan Italia (yang dikenal sebagai Yunani Besar) dan pemukiman lainnya yang tersebar disepanjang pantai Kolkhis, Illyria,Thrakia, Mesir,Kyrenakia, Galia Selatan,Semenanjung Liberia timur dan timur laut, Liberia dan Taurika. Beberapa budaya Yunani menyebar dan mempengaruhi beberapa daerah dibagian Eropa.
   Peradaban Yunani Kuno dalam sejarah Yunani di mulai dari periode Yunani Arkais pada abad ke-8 sampai ke-6 SM, hingga berakhirnya Zaman Kuno dan dimulainya Abad Pertengahan Awal. Periode Arkais dimulai pada abad ke-8 SM, dengan ditandai runtuhnya peradaban Mykenai. Dimana peradaban baca-tulis telah musnah dan aksara Mykenai ditinggalkan, namun bangsa Yunani mengadobsi bahasa Punisia, memodifikasinya sehingga menciptakan alfabet Yunani. Sekitar abad ke-9 SM catatan tertulis mulai muncul. Saat itu Yunani tebagi-bagi menjadi banyak komunitas kecil berdasarkan pola geografis Yunani.

   Salah satu faktor Yunani memiliki huruf alfabet sendiri adalah mulai kuatnya pengaruh oriental pada abad ke-8 SM di Yunani Kuno. Dan dengan alfabet muncul karya tulis kuno yang terkenal yaitu buatan Homeros dan Hesiodos.

   Periode Yunani Klasik adalah puncak dari beradaban ini, yang mulai berkembang pada abad ke-5 sampai ke-4 SM. Periode klasik ini dipimpin oleh negara-kota Athena yang berhasil menghalau serangan Kekaisaran Persia. Masa keemasan Athena berakhir karena ditaklukkan oleh Sparta dalam perang Peloponnesos pada tahun 404 SM. Seiring penaklukan oleh Alexander Agung, kebudayaan Yunani yang di kenal sebagai peradaban Hellenistik, berkembang mulai dari Asia Tengah sampai unjung Barat Laut Tengah.

   Budaya Yunani memberi pengaruh besar pada Kekaisaran Romawi, dan akhirnya sampai dibagian lain Eropa. Peradaban Yunani Kuno sangat berpengaruh dalam bahasa, politik, sistem pendidikan, filsafat, ilmu, dan seni. Mendorong Renaisans di Eropa Barat dan bangkit kembali pada masa Neo-Klasik pada abad ke-18 dan ke-19 di Eropa dan Amerika.

   Yunani memiliki kesinambungan sejarah selama lebih dari 5.000 tahun lamanya. Bangsanya, disebut Hellenes, setelah mendiami sebagian besar dari daerah Laut Hitam (Efxinos Pontos) dan Laut Tengah menjelajah daerah sekitarnya, menyusun negara bagiannya, membuat perjanjian-perjanjian komersil, dan menjelajah dunia luar, mulai dari Caucasus sampai Atlantic dan dari Skandinavia samapi ke Ethiopia. Sebuah expedisi terkenal dari gabungan daerah-daerah maritim Yunani (Danae atau penduduk laut) mengepung Troy seperti dinarasikan dalam sebuah karya sastra Eropa besar pertama, Homer's Iliad. Bermacam-macam penduduk Yunani ditemukan sepanjang Laut Tengah, Asia Kecil, Laut Adriatik, Laut Hitam dan pantai Afrika Utara akibat dari penjelajahan untuk mencari tempat dan daerah komersil baru.

   Pada Abad ke-5 SM, Athena dan Sparta bersekutu untuk menghadapi ancaman berbahaya yaitu Kekaisaran Persia. Setelah Ionia, Kaisar Darius I dari Persia memutuskan untuk menaklukan Yunani. Serangan Persia terjadi pada tahun 490 SM dan dimenangkan oleh Athena dalam Pertempuran Marathon. Perang terus terjadi antara persekutuan Yunani melawan Persia mulai dari Perang Marathon, Perang Thermopylae, Perang Slamis dan Perang Plataia. Perang berlangsung hingga 449 SM dan membebaskan Makedonia, Thrakia, Kepulauan Aigea dan Ionia dari tangan Persia.

   Posisi dominan kemaharajaan maritim Athena mengancam posisi Sparta dengan Liga Peloponnesos-nya, yang meliputi kota-kota di daratan Yunani. Konflik tak terhindarkan ini berujung pada perang Peloponnesos (431-404 SM). Sparta berhasil memancing pemberontakan para sekutu Athena, dan akhirnya melumpuhkan kekuatan militer Athena. Peristiwa penting terjadi pada 405 SM ketika Sparta berhasil memotong jalur suplai pangan Athena dari Hellespont. Pada 404 SM Athena mengajukan permohonan perdamaian dan Sparta menentukan persyaratannya, Athena harus kehilangan tembok kotanya (termasuk Tembok Panjang), armada lautnya, dan seluruh koloninya di seberang laut.

   Pada Abad ke-4 SM, Kekuasaan Sparta telalu luas dan sedangkan kemampuan mengelolanya sangat terbatas dan ini menjadi kelemahan Sparta. Pada 395 SM Athena, Argos, Thebes dan Korinthos menantang Sparta pada Perang Khorinthios (395-387 SM) dan berstatus quo. Hegemoni Sparta berlangsung selama 16 tahun setelah peristiwa itu, hingga Sparta berusaha memaksakan kehendanya kepada warga Thebes, Sparta kalah telak dalam  Perang Leuktra pada tahun 371 SM.

   Hegemoni Thebes berdiri meski berusia singkat. Dalam Perang Mantinea pada tahun 362 SM melawan Sparta dan sekutunya, Thebes kehilangan pemimpin pentingnya, Epamonides, meskipun mereka meraih kemenangan. Setelah mengalahkan gabungan tentara Athena dan Thebes secara telak dalam Perang Khaironeia pada tahun 338 SM, Philippos secara de facto menjadi hegemon seluruh Yunan, kecuali Sparta. Ia memaksa mayoritas negara-kota Yunani untuk bergabung ke dalam Liga Korinthos dan bersekutu dengannya, serta mencegah mereka saling menyerang. Philiposp memulai serangan terhadap Kekaisaran Akhemeniyah, akan tetapi ia dibunuh oleh Pausanias dari Orestis pada awal konflik.

   Alexander Agung, putra dan pewaris Philippos melanjutkan perang. Alexander mengalahkan Darius III dari Persia dan menghancurkan Kekaisaran Akhemeniyah sepenuhnya, serta memasukkannya ke dalam Kekaisaran Makedonia. Karena kehebatannya, ia memperoleh gelar 'Agung'. Ketika Alexander wafat pada 323 SM, kekuasaan dan pengaruh Yunani berada pada puncaknya. Terjadi perubahan politik, sosial dan budaya yang mendasar, semakin menjauh dari polis (negara-kota) dan lebih bekembang menjadi Kebudayaan Hellenistik.



Baca artikel lainnya mengenai, Herodotus Sang Bapak Sejarah.

Post a Comment

Designed by OddThemes | Distributed by Gooyaabi Templates